Category Archives: Kajian Islami

kajian tentang kehidupan. harus disandarkan pada Alquran dan sunnah Rasullullah SAW

PERILISIHAN AKAN DIPUTUSKAN DI HARI AKHIR

Kajian Q.S. Yunus:19-21

PERILISIHAN AKAN DIPUTUSKAN DI HARI AKHIR

Penjelasan tentang hal ini saling berkaitan dengan Ayat-ayat Allah yang lain. Bahwa Allah sudah menjelaskan dalam AlQuran.

 

وَمَا كَانَ ٱلنَّاسُ إِلَّآ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗ فَٱخۡتَلَفُواْۚ وَلَوۡلَا كَلِمَةٞ سَبَقَتۡ مِن رَّبِّكَ لَقُضِيَ بَيۡنَهُمۡ فِيمَا فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ ١٩

  1. Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu

 

وَيَقُولُونَ لَوۡلَآ أُنزِلَ عَلَيۡهِ ءَايَةٞ مِّن رَّبِّهِۦۖ فَقُلۡ إِنَّمَا ٱلۡغَيۡبُ لِلَّهِ فَٱنتَظِرُوٓاْ إِنِّي مَعَكُم مِّنَ ٱلۡمُنتَظِرِينَ ٢٠

  1. Dan mereka berkata: “Mepada tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu keterangan (mukjizat) dari Tuhannya?” Maka katakanlah: “Sesungguhnya yang ghaib itu kepunyaan Allah, sebab itu tunggu (sajalah) olehmu, sesungguhnya aku bersama kamu termasuk orang-orang yang manunggu

وَإِذَآ أَذَقۡنَا ٱلنَّاسَ رَحۡمَةٗ مِّنۢ بَعۡدِ ضَرَّآءَ مَسَّتۡهُمۡ إِذَا لَهُم مَّكۡرٞ فِيٓ ءَايَاتِنَاۚ قُلِ ٱللَّهُ أَسۡرَعُ مَكۡرًاۚ إِنَّ رُسُلَنَا يَكۡتُبُونَ مَا تَمۡكُرُونَ ٢١

  1. Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan Kami. Katakanlah: “Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)”. Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu

 

Catatan:

Allah berfirman dalam Q.S Fathir:45

وَلَوۡ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِمَا كَسَبُواْ مَا تَرَكَ عَلَىٰ ظَهۡرِهَا مِن دَآبَّةٖ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمۡ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗىۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِۦ بَصِيرَۢا ٤٥

  1. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya

 

Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al Kahfi:58

وَرَبُّكَ ٱلۡغَفُورُ ذُو ٱلرَّحۡمَةِۖ لَوۡ يُؤَاخِذُهُم بِمَا كَسَبُواْ لَعَجَّلَ لَهُمُ ٱلۡعَذَابَۚ بَل لَّهُم مَّوۡعِدٞ لَّن يَجِدُواْ مِن دُونِهِۦ مَوۡئِلٗا ٥٨

  1. Dan Tuhanmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat. Jika Dia mengazab mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan azab bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu (untuk mendapat azab) yang mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat berlindung dari padanya

Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ali Imran:178

 

وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّمَا نُمۡلِي لَهُمۡ خَيۡرٞ لِّأَنفُسِهِمۡۚ إِنَّمَا نُمۡلِي لَهُمۡ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِثۡمٗاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٞ مُّهِينٞ ١٧٨

  1. Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan

 

Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam Q.S. Thaha:129

 

وَلَوۡلَا كَلِمَةٞ سَبَقَتۡ مِن رَّبِّكَ لَكَانَ لِزَامٗا وَأَجَلٞ مُّسَمّٗى ١٢٩

  1. Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan, pasti (azab itu) menimpa mereka

 

Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al A’raf:183

 

وَأُمۡلِي لَهُمۡۚ إِنَّ كَيۡدِي مَتِينٌ ١٨٣

  1. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh

 

Mengapa Allah menangguhkan azab bagi mereka yang berdosa?

Karena Allah hendak menguji manusia dan telah menetapkan waktu kapan Allah akan membalasnya. Selain itu, Allah memberikan waktu untuk bertobat. Olehnya itu, kita harus menyadari bahwa kehidupan dunia yang fana ini. Jangan membuat kita terpedaya. Sadarilah diri sendiri, lakukan yang terbaik.

 

#kajian Subuh di Masjid As Salam, Nitikan UH Yogyakarta bersama ustat Syamsul Anwar

Hari kiamat dalam awal PengKajian Q.S Yunus: 14-15

Hari kiamat dalam awal PengKajian Q.S Yunus: 14-15

Q.S. Yunus:14

ثُمَّ جَعَلۡنَٰكُمۡ خَلَٰٓئِفَ فِي ٱلۡأَرۡضِ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ لِنَنظُرَ كَيۡفَ تَعۡمَلُونَ ١٤

  1. Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat

وَإِذَا تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِمۡ ءَايَاتُنَا بَيِّنَٰتٖ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا ٱئۡتِ بِقُرۡءَانٍ غَيۡرِ هَٰذَآ أَوۡ بَدِّلۡهُۚ قُلۡ مَا يَكُونُ لِيٓ أَنۡ أُبَدِّلَهُۥ مِن تِلۡقَآيِٕ نَفۡسِيٓۖ إِنۡ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَيَّۖ إِنِّيٓ أَخَافُ إِنۡ عَصَيۡتُ رَبِّي عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيمٖ ١٥

  1. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: “Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini atau gantilah dia”. Katakanlah: “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)”

 

Catatan:

Bahwa Allah SWT mewafatkan orang-orang sebelum kita dan mengganti kita dengan yang lain. Dari mana kita mengetahui hal ini. Dari AlQuran dan Hadis serta bukti-bukti sejarah sudah banyak yang beredar dan dapat diakses dengan mudah. Oleh karena itu menghadapi hari akhir kita harus senantiasa membaca Alquran. Kalau kita ingin berdialog dengan Allah maka kita harus membca Alquran. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Dailani dijelaskan bahwa “apabila salah seorang dari kamu ingin berdialog dengan Tuhan maka hendaklah ia membca Alquran”.

Selain itu ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

  1. Berkata benar.
  2. Menepati janji
  3. Melaksanakan amanah
  4. Tidak berkhianat
  5. Menjaga tetangga
  6. Memulai salam
  7. Beramal baik
  8. Memperpendek angan-angan atau mengurangi berkhayal
  9. Konsisten pada keimanan
  10. Berusaha memahami Alquran
  11. Mencintai akhirat
  12. Mencemaskan penghisapan amal

Penghisapan amal merupakan suatu peristiwa yang terjadi di hari kiamat, saat itu Allah akan menampakkan amalan-amalan yang dilakukan oleh hamba-hambaNya selama mereka hidup di dunia. Olehnya itu kita perlu bermuhasabah yaitu dengan cara merenungkan apa yang telah kita lakukan. Karena ketika diakhirat sebesar dzarah akan ditampakkan oleh Allah SWT. Allah berfirman dalam Q.S Al Insyiqaq: 7-12

فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ ٧

  1. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya

فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابٗا يَسِيرٗا ٨

  1. maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah

وَيَنقَلِبُ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِۦ مَسۡرُورٗا ٩

  1. dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira

وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ وَرَآءَ ظَهۡرِهِۦ ١٠

  1. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang

فَسَوۡفَ يَدۡعُواْ ثُبُورٗا ١١

  1. maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”

وَيَصۡلَىٰ سَعِيرًا ١٢

  1. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)

 

 

 

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا فَوۡقَكُمۡ سَبۡعَ طَرَآئِقَ وَمَا كُنَّا عَنِ ٱلۡخَلۡقِ غَٰفِلِينَ ١٧

  1. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami)

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al Ghasiyah tentang keadaan penghuni-penghuni neraka dan penghuni-penghuni surga

هَلۡ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ٱلۡغَٰشِيَةِ ١

  1. Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan

وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٍ خَٰشِعَةٌ ٢

  1. Banyak muka pada hari itu tunduk terhina

عَامِلَةٞ نَّاصِبَةٞ ٣

  1. bekerja keras lagi kepayahan

تَصۡلَىٰ نَارًا حَامِيَةٗ ٤

  1. memasuki api yang sangat panas (neraka)

تُسۡقَىٰ مِنۡ عَيۡنٍ ءَانِيَةٖ ٥

  1. diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas

لَّيۡسَ لَهُمۡ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٖ ٦

  1. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri

لَّا يُسۡمِنُ وَلَا يُغۡنِي مِن جُوعٖ ٧

  1. yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar

وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ نَّاعِمَةٞ ٨

  1. Banyak muka pada hari itu berseri-seri

لِّسَعۡيِهَا رَاضِيَةٞ ٩

  1. merasa senang karena usahanya

فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ ١٠

  1. dalam surga yang tinggi

لَّا تَسۡمَعُ فِيهَا لَٰغِيَةٗ ١١

  1. tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna

فِيهَا عَيۡنٞ جَارِيَةٞ ١٢

  1. Di dalamnya ada mata air yang mengalir

فِيهَا سُرُرٞ مَّرۡفُوعَةٞ ١٣

  1. Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan

وَأَكۡوَابٞ مَّوۡضُوعَةٞ ١٤

  1. dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya)

وَنَمَارِقُ مَصۡفُوفَةٞ ١٥

  1. dan bantal-bantal sandaran yang tersusun

وَزَرَابِيُّ مَبۡثُوثَةٌ ١٦

  1. dan permadani-permadani yang terhampar

أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى ٱلۡإِبِلِ كَيۡفَ خُلِقَتۡ ١٧

  1. Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan

وَإِلَى ٱلسَّمَآءِ كَيۡفَ رُفِعَتۡ ١٨

  1. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan

وَإِلَى ٱلۡجِبَالِ كَيۡفَ نُصِبَتۡ ١٩

  1. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan

وَإِلَى ٱلۡأَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ ٢٠

  1. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan

فَذَكِّرۡ إِنَّمَآ أَنتَ مُذَكِّرٞ ٢١

  1. Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan

لَّسۡتَ عَلَيۡهِم بِمُصَيۡطِرٍ ٢٢

  1. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka

إِلَّا مَن تَوَلَّىٰ وَكَفَرَ ٢٣

  1. tetapi orang yang berpaling dan kafir

فَيُعَذِّبُهُ ٱللَّهُ ٱلۡعَذَابَ ٱلۡأَكۡبَرَ ٢٤

  1. maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar

إِنَّ إِلَيۡنَآ إِيَابَهُمۡ ٢٥

  1. Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka

ثُمَّ إِنَّ عَلَيۡنَا حِسَابَهُم ٢٦

  1. kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka

 

Catatan:

Berdasarkan Q.S. Al Ghaasyiyah Allah menjelaskan pentingnya memperhatikan dan merenugi apa yang dilakukan karena hari penghisaban sudah tidak ada lagi yang dapat menolong diri manusia itu. Jadi kita juga tidak boleh merendahkan orang lain, tapi mesti merendahkan diri atau tidak sombong. Karena setiap amalan kita akan dihisab oleh Allah SWT.

KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

Sejak awal manusia diperintahkan untuk melakukan amalan amalan saleh. Orang yang melakukan amalan saleh harus didasarkan pada ilmu. Selain itu ganjaran menuntut ilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. Al Mujadillah:11

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١

  1. Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Catatan:

Orang yang duduk dalam majelis ilmu harus berupaya untuk melapangkan hati, pikiran dan tempat duduk. Mengapa sebelum melapangkan tempat, kita perlu melapangkan hati menerima kehadiran saudara kita dalam suatu majelis. Tidak menguasai ataupun memperluas dalam mengambil tempat duduk. Orang yang berlapang dalam majelis ilmu akan mendapatkan kelapangan dari Allah SWT. Bentuk kelapangan yang diberikan oleh Allah SWT misalnya kelapangan hati atau hati merasa nyaman, kelapangan usaha atau mendapatkan berkah dari arah yang tidak disangka-sangka.

Orang yang menuntut ilmu akan diangkat pula derajatnya oleh Allah SWT. Perlu diketahui bahwa innallaha laghliful mi’ad. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. Menuntut ilmu juga dijelaskan oleh Allah dalam Q.S Al Baqarah:197

ٱلۡحَجُّ أَشۡهُرٞ مَّعۡلُومَٰتٞۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي ٱلۡحَجِّۗ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٖ يَعۡلَمۡهُ ٱللَّهُۗ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٧

  1. (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal

Catatan:

Bahwa Allah meminta kita untuk berbekal. Apa maksud berbekal? Maksud berbekal adalah mempunyai amalan yang didasarkan atas ilmu. Karena sebaik-baik bekal adalah taqwa. Oleh karena itu manusia wajib menuntut ilmu. Tallabul ilmi wala bissin. Dan tuntutlah ilmu sampai ke Negeri Cina. Mengapa kok sampai ke Cina karena sejak dulu Cina memang dikenal dengan banyak ilmu pengobatan. Selain itu, untuk memiliki bekal yang terbaik. Maka sebagai manusia calon penghuni surgaNya Allah SWT kita diminta untuk banyak belajar.

Waman arada dunya bililmi, waman aradal akhirat fi alaika bililmi, waman arada huma fi alaika bililmi. Bahagia dunia dengan ilmu, bahagia kahirat dengan ilmu dan untuk bahagia keseluruhannya hanya dengan ilmu.

Selanjutnya dijelaskan bahwa indallaha akramakum indallahi atqaqum. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah orang yang paling bertakwa. Orang yang mulia berbeda dengan orang yang mulya. Orang yang mulya, diartikan dengan orang yang sugih, banyak harta. Adapun orang yang mulia diartikan dengan orang yang dihargai karena banyaknya ilmu yang dimilikinya. Untuk menjadi orang yang mulya ataupun yang mulia, maka kita harus berilmu. Berusaha. Orang yang mulia adalah orang yang almuta aliman inilah orang yang tahu ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain. Jika kita belum bisa menjadi orang yang al muta aliman, maka kita setidak-tidaknya menjadi orang yang al mustaminan atau suka mendengarkan ilmu ataupun ceramah agama untuk mendapatkan ilmu. Kita juga harus menjadi orang yang almuhiban atau orang yang mencintai ilmu. Larangan untuk manusia jangan menjadi manusia yang walatakum fahisan fatahlik. Semoga dalam tulisan ini bermanfaat untuk para pembaca dan menjadikan hidup kita menjadi hidup yang mulia yang walidun solihun. AmiiiN Ya Rabbal AlamiiN

 # Kajian Subuh, Nitikan UH, Masjid As Salam#

Masjid Dhirar didirikan untuk menandingi Masjid Quba

Masjid Dhirar ya

وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مَسۡجِدٗا ضِرَارٗا وَكُفۡرٗا وَتَفۡرِيقَۢا بَيۡنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَإِرۡصَادٗا لِّمَنۡ حَارَبَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ مِن قَبۡلُۚ وَلَيَحۡلِفُنَّ إِنۡ أَرَدۡنَآ إِلَّا ٱلۡحُسۡنَىٰۖ وَٱللَّهُ يَشۡهَدُ إِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَ ١٠٧

  1. Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya)

لَا تَقُمۡ فِيهِ أَبَدٗاۚ لَّمَسۡجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقۡوَىٰ مِنۡ أَوَّلِ يَوۡمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِۚ فِيهِ رِجَالٞ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُطَّهِّرِينَ ١٠٨

  1. Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih

Jadi dalam Q.S.At Taubah:107 menjelaskan tentang Abu Amir. Dalam sejarahnya Abu Amir membuat masjid pembanding yang akan memecah belah kaum muslimin. Yang dimaksud dengan memecah belah kaum muslimin adalah orang yang telah memerangi Allah dan Rasulnya sejak dahulu ialah seorang pendeta Nasrani bernama Abu Amir yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya dari Masjid Suriah untuk melaksanakan sholat di masjid yang mereka dirikan, serta membawa tentara Romawi yang akan memerangi kaum muslimin. Tetapi Abu Amir tidak jadi datang, karena ia mati di Suriah dan masjid yang didirikan oleh kaum munafik itu diruntuhkan atas perintah Rasullullah SAW, berkenaan dengan wahyu yang diterimanya setelah kembali dari perang tabuk.

Jadi tujuan mereka menidirikan masjid dhirar adalah:

  1. Didirikan untuk memecah belah umat muslimin.
  2. Menjadi sarana kampanye kekufuran.
  3. Dijadikan sarana pengintai gerak gerik kaum muslimin

Olehnya itu kaum muslimin dilarang untuk sholat di masjid dhirar karena didirikan bukan atas dasar takwa. Sehingga Rasullullah memintah umat muslim untuk menghancurkan masjid dhirar.

Selanjutnya dalam Q.S Al-Baqarah, disebutkan bahwa ada dua golongan dalam islam yaitu golongan mu’min dan golongan kafir. Sedangkan ayat-ayat lainnya lebih banyak menjelaskan golongan orang-orang munafik. Adapun golongan orang-orang yang beriman yaitu para sidiqin, syuhada. Dan golongan orang-orang kafir adalah orang-orang yahudi dan Nasrani yang mereka tahu ilmu sebenranya tetapi mereka tidak mengamalkannya. Atau golongan kafir merupakan mereka tidak mengamalkan ilmu yang diketahuinya.

Jadi ibadah yang mereka lakukan tidak dengan ilmu. Mereka bermuka dua. Berdasarkan Q.S. At Taubah: 54 yaitu:

وَمَا مَنَعَهُمۡ أَن تُقۡبَلَ مِنۡهُمۡ نَفَقَٰتُهُمۡ إِلَّآ أَنَّهُمۡ كَفَرُواْ بِٱللَّهِ وَبِرَسُولِهِۦ وَلَا يَأۡتُونَ ٱلصَّلَوٰةَ إِلَّا وَهُمۡ كُسَالَىٰ وَلَا يُنفِقُونَ إِلَّا وَهُمۡ كَٰرِهُونَ ٥٤

  1. Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan

Selanjutnya dalam Q.S. An Nisa: 142

إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلٗا ١٤٢

  1. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali

Hikmah kajian subuh hari ini adalah

Allah Maha mengetahui yang terbaik untuk hambaNya

Zakat dan sadaqah

Masjid As Salam, Nitikan Umbulharjo Yogyakarta bersama Ustat Syamsul Anwar

ZAKAT

Zakat telah diatur dalam Alquran, di dalam Q.S. At taubah: 103-106 yaitu:

خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ١٠٣

  1. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

أَلَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ هُوَ يَقۡبَلُ ٱلتَّوۡبَةَ عَنۡ عِبَادِهِۦ وَيَأۡخُذُ ٱلصَّدَقَٰتِ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ ١٠٤

  1. Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang

وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ١٠٥

  1. Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan

وَءَاخَرُونَ مُرۡجَوۡنَ لِأَمۡرِ ٱللَّهِ إِمَّا يُعَذِّبُهُمۡ وَإِمَّا يَتُوبُ عَلَيۡهِمۡۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٞ ١٠٦

  1. Dan ada (pula) orang-orang lain yang ditangguhkan sampai ada keputusan Allah; adakalanya Allah akan mengazab mereka dan adakalanya Allah akan menerima taubat mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana

Catatan kajian:

Segala apa yang kita lakukan di dalam dunia ini, dan apa saja yang diperintahkan oleh Allah SWT, semua itu berdampak positif dalam kehidupan kita. Apa yang kita lakukan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Termasuk puasa yang kita lakukan akan memberikan kesehatan yang baik bagi tubuh. Hal ini sudah dilakukan penelitian, bahwa puasa tidak hanya mendapatkan keridhaan Allah tetapi juga dapat menjadikan tubuh kita menjadi lebih sehat. Pikiran dan perasaan menjadi tenang,  selain itu dapat membuat saraf-saraf dalam tubuh kita menjadi lebih baik. Otak akan menjadi lebih pintar atau cerdas, kaku dalam tubuh akan menjadikan kita rileks dan lain sebagainya. Masih banyak manfaat puasa. Nah termasuk zakat. Dengan berzakat pikiran dan perasaan kita menjadi tenang.

Hikmah berzakat yaitu:

  1. Baik untuk Mustahiq, yaitu terciptanya kepercayaan antara si kaya dan si Miskin.
  2. Menjadi penutup atau menghilangkan jurang pemisah antara Si kaya dan Si miskin

Selain itu orang yang berzakat dan juga bersedekah juga dijelaskan oleh Allah dalam Q.S. Al Baqarah: 261

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٢٦١

  1. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui

Jadi segala apa yang kita keluarkan akan bernilai besar di sisi Allah seperti perumpamaan dalam Q.S. Al Baqarah: 261 bahwa apa yang kita keluarkan diumpamakan dengan sebutir benih yang setiap butir benih menumbuhkan tujuh bulir, dan setiap bulir yang tumbuh terdiri dari seratus biji.

Orang yang tidak zakat akan mendapatkan kegelisahan, penyakit, dan lain sebagainya, termasuk ketidaktenangan dalam hidup. Oleh karena itu harta yang kita miliki perlu kita pertanyakan dari mana kita memperolehnya? dan apakah harta yang kita miliki membuat kita memahami tujuan hidup kita  atau membuat kita semakin banyak beribadah kepada Allah SWT?

Adapun sadaqah terbagi menjadi tiga bentuk yaitu:

  1. Kamilun, yaitu bersedekah dengan harta yang paling baik. Dalam Q.S. Al Insan 1-3, yaitu:

هَلۡ أَتَىٰ عَلَى ٱلۡإِنسَٰنِ حِينٞ مِّنَ ٱلدَّهۡرِ لَمۡ يَكُن شَيۡ‍ٔٗا مَّذۡكُورًا ١

  1. Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut

 إِنَّا خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن نُّطۡفَةٍ أَمۡشَاجٖ نَّبۡتَلِيهِ فَجَعَلۡنَٰهُ سَمِيعَۢا بَصِيرًا ٢

  1. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat

إِنَّا هَدَيۡنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرٗا وَإِمَّا كَفُورًا ٣

  1. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir

Perlu kita ingat bahwa sejak lahir kita tidak punya apa-apa, bahkan kita dikatakan sebagai sesuatu yang tidak dapat disebut.

  1. Muttawasittun, yaitu bersedekah tapi masih memilih-milih, siapa yang akan diberikan sedekah. Termasuk harta yang akan disedekahkan. Biasanya orang seperti ini yang baik di simpan dan yang buruk atau rusak diberikan pada orang lain.
  2. Kharisun, yaitu orang yang bersedekah karena ingin di puji.

Oleh karena itu, sudah sebaiknya kita harus mengeluarkan sedekah atau infaq dari harta yang kita miliki.

Cara Menjadi Pribadi Di Atas Rata-Rata

Cara Menjadi Pribadi Di Atas Rata-Rata

Momentum menyambut tahun baru Islam 1436 H dilakukan dengan mengadakan kajian yang bertempat di lantai 3 pascasarjana Gedung baru UNY. Ustadz yang memberikan ceramah adalah ustadz Adi Abdillah.

Beberapa poin penting yang diberikan yaitu:

Kisah Sayidina Ali ketika ditanya oleh para sahabat, “wahai Ali kapan hari raya bagimu? Sayidina Ali menjawab: “hari raya bagiku adalah ketika saya meninggal dalam suasana khusnul khotimah dan ketika saya menginjakkan kaki saya di surga.”

Ada tujuh kebiasaan yang membuat kita lebih dari yang lain yaitu:

  • senang memberi daripada diberi
  • senang mendahulukan orang lain daripada dirinya sendiri. Artinya sebagai manusia yang Insya ALLAH dirindukan oleh Surga-Nya ALLAH SWT, manusia perlu memikirkan hak-hak orang lain yang ada pada dirinya. Jika memberi janganlah mengharap balasan. Karena ALLAH SWT akan memberikan balasannya INSYA ALLAH.

Penjelasan lainnya bahwa sebagai manusia yang hanya singgah di muka bumi, persiapkanlah bekal akhirat.

  • Jadilah tamu ALLAH SWT yang berprestasi. Artinya kita semua harus memberi yang tebaik kepada orang lain. terlebih kepada orang tua. Perintah orang tua harus diikuti sepanjang perintah itu sesuai dengan ajaran ISLAM.

Q.S Luqman : 31

Artinya:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Ibu bapak yang dimaksudkan disini tidak hanya kedua orang tuamu, tapi juga jika sudah menikah orang tua pasanganmu adalah orangtuamu juga. Oleh karena itu, jangan main hitung-hitungan ketika membantu keluarga pasanganmu. Anggaplah mereka sebagai saudaramu sendiri.

  • Senang menjadi tulang punggung bagi keluarga

Mohon pada ALLAH “terima kasih ya ALLAH Engkau berikan kepadaku pintu rezeki bagi saudara-saudaraku yang lain” Amiiin ya Rabbal Alamiiin.

Ingatlah pula kita harus berinfak. Urutan infak yang benar sesuai dengan

Q.S. Al-Baqarah: 215

Artinya:

Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.

Jadi kita dapat memahami urutan infaq yang benar adalah (1) orang tua; (2) kerabat; (3) anak yatim; (4) orang-orang miskin; (5) orang yang dalam perjalanan.

  • Hobi memaafkan orang lain daripada membalasnya.

Q.S. Al-Mulk: 2

Artinya:

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Jadi ALLAH menciptakan kamu untuk menguji siapa yang terbaik amal perbuatannya. Jadi kalau kamu menghadapi masalah dengan orang lain maka lakukan:

  1. Sabar, bersabarlah dengan apa yang telah mereka lakukan padamu.
  2. Memaafkan, kesalahan orang yang menyakiti.
  3. Balaslah dengan kebaikan.

Maka diantara ketiga hal tersebut lakukanlah semua itu, dan yang lebih baik adalah membalasnya dengan kebaikan.

Q.S. Al-Araf: 199

Artinya:

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.

  • Senang mendengar nasehat kebaikan walaupun dari bawahannya.

Artinya, untuk kebaikan hidup di dunia dan di akhirat kelak, manusia perlu mengambil pelajaran dari orang lain. sekalipun itu dari orang yang miskin, orang yang jabatan yang dimiliki lebih rendah darinya.

  • Selalu menyediakan waktu untuk membaca Al-Quran.

Q.S. Fathir: 29-30

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. (Q.S. Fathir: 29)

Artinya:

agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (Q.S. Fathir: 30)

Q.S. Fathir: 29-30 memberikan penjelasan kepada umat manusia untuk menunaikan hak-hak Allah terlebih dahulu. Keuntungan menunaikan hak-hak Allah diantaranya:

  1. tidak membuat manusia bingung
  2. tidak membuat manusia sibuk terus
  3. impian yang diinginkan terpenuhi. (INSYA ALLAH)

kesimpulan:

  1. Oleh karena itu, ketika ingin mengefektifkan waktu, bacalah AlQuran. Karena dengan membaca Alquran memberi berkah waktu untuk hidup manusia.
  2. Berikan infaq yang terbaik kepada orang tua dengan cara:
  3. Mendoakan orang tua, agar senantiasa berada dalam kebaikan dan selalu di Rahmati oleh Allah SWT.
  4. Mengajak orang tua kepada hidayah. Olehnya itu, jangan menasehati orang tua tetapi atur strategi untuk memberinya nasehat. Misalnya dengan mengucapkan kata-kata yang tidak membuat tersinggung.
  5. Membelikan/memberikan orang tua yang terbaik.
  6. Menjaga keistiqomahan dengan cara selalu menyadari kebesaran Allah SWT.
  7. Selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki dan dialami. (Perbanyak Alhamdulilah intinya)

Dengan melakukan beberapa hal tersebut, semoga kita semua menjadi pribadi di atas rata-rata. Amiin ya Rabbal Alamiin…. (Satrianawati)

Continue reading